Belajar dari guru alam, si kupu-kupu yang lucu

Baru saja saya membaca broadcast di grup whatsApp yang berisi tulisan profesor Renald Kasali, seorang dosen UI.

Panjang lebar tulisannya, inti dari tulisan itu adalah jangan membiasakan anak menjadi manja. Biarkan anak-anak berusaha sendiri. Menyelesaikan masalahnya. Atau belajar tentang lingkungannya.

Misal, jika berangkat sekolah, tak melulu harus diantar, tak harus selalu dijemput. Tapi disini poinnya bukan anak SD. Melainkan si anak yang telah kuliah. Tapi menurut saya, sedari kecil, meskipun belum kuliah, si anak memang telah harus diajarkan hidup mandiri. Agar terbiasa.

Kata orang, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Begitulah pepatah yang sering kita dengar.

Jadi jika anak yang telah dewasa,yang sedari kecil telah mandiri, nanti jika dia berkesempatan menganyam pendidikan di negeri orang, ia telah dibekali mental yang kuat. Takkan jadi pohon rapuh yang mudah tumbang terkena angin lalu.

Jika ada masalah ia sudah bisa berjuang sendiri.  Jika ada hal yang tak beres si anak telah  bisa mengatasi sendiri. Pokoknya setiap ada kendala, otaknya telah telah berfikir mandiri untuk mencari solusi.

Tapi coba bandingkan dengan orang yang semasa kecilnya selalu diproteksi. Sedikit-sedikit dibantu. Sedikit-sedikit dibela. Tidak diberikan pengertian. Tidak ditanamkan pemahaman. Tentang hal baik yang harus dipetik dalam suatu kejadian. Atau yang lebih parah saat ini, malah ada orang yang mengadukan guru ke polisi karena menegur kenakalan si anak di sekolah. Zaman edan. Coba bayangkan saat nanti si anak telah dewasa. Dan si orang tua pun telah tiada, jadi jika nanti ada masalah terjadi kepada si anak yang telah dewasa, siapa yang akan menyelesaikannya jika bukan dari dalam dirinya?

Anak disayang bukan berarti harus dimanja. Tapi anak disayang harus ditempa. Biarkan ia tumbuh menjadi pribadi tangguh yang berani menatap dunia.

Dapat kita petik sebuah pelajaran dasyat tentang pentingnya suatu kemandirian dari Sang guru alam.

Coba kita bantu kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Maka sudah pasti ia akan lumpuh. Takkan bisa dan takjan mampu ia mengibaskan sayap indahnya. Kita kira kita telah membantunya, tetapi  ternyata dia malah teraniaya.

Tapi coba biarkan kepompong itu keluar sendiri dari bungkusan yang memenjarakannya, maka saat ia berhasil keluar sebagai kupu- kupu, maka ia akan sanggup terbang tinggi mengepakkan sayap indahnya.

Semoga bermanfaat.

image

Leave a comment